September 21, 2016

Melawan Kanker dengan Virus

Semalam saya menonton tayangan dokumentasi di kanal FOX HD tentang penemuan dalam dunia kedokteran: mengobati kanker dengan virus. Tayangan berjudul "VICE Special Report: Killing Cancer" tersebut menampilkan hasil riset di berbagai institusi ilmu kedokteran yang melakukan uji klinis pengobatan berbagai macam kanker dengan merekayasa sel punca dari virus. Jenis virus yang dipakai bervariasi, mulai dari virus flu, virus campak hingga HIV.

Abramson Cancer Center di Universitas Pennsylvania merupakan salah satu lembaga riset yang mengembangkan uji coba pengobatan sel punca dari sistem imun untuk melawan sel kanker. Sistem kekebalan tubuh manusia sangat berperan penting dalam melindungi badan dari penyakit. Sistem imun bekerja dengan mengandalkan "T-cells" yang merupakan pertahanan terdepan dalam mencari dan menghancurkan sel-sel penyakit. Sayangnya T-cells ini tidak cukup efektif melawan penyakit kanker. Kemudian dilakukan riset modifikasi sel punca agar menjadi T-cells yang lebih kuat dan pintar melawan kanker. Pasien penderita kanker diuji coba dengan terapi Chimeric Antigen Receptor dimana sel darah putih diambil dari pasien untuk dimodifikasi menjadi lebih agresif terhadap sel kanker. Setelah direkayasa, sel darah putih tersebut dikembalikan dalam tubuh pasien dan dibiarkan bekerja. Efek yang dialami pasien bervariasi tergantung dari seberapa besar dan ganasnya kanker yang diderita. Emily Whitehead merupakan salah satu anak penderita leukemia yang menjalani terapi ini di tahun 2012. Darah putih diambil dan dikumpulkan dari tubuhnya untuk kemudian "diprogram ulang" dalam proses yang menggunakan HIV non-aktif. T-cells dari darah putih dimodifikasi secara genetis dengan sedemikian rupa agar bisa mendeteksi dan meyerang sel-sel kanker. Setelah darah putih dikembalikan dalam tubuh Emily, selama beberapa minggu Emily berbaring dalam ruang rawat intensif. Beberapa hari setelahnya Emily berangsur pulih. Dokter yang memeriksanya sudah tidak lagi menemukan satupun sel kanker dalam tubuhnya. Hal ini membuktikan bahwa terapi T-cells bekerja dengan sangat baik melawan kanker. Saat ini Emily sudah empat tahun terbebas dari kanker dan hidup sehat seperti anak-anak seumurnya.


Penemuan ini sangat menjanjikan di masa depan. Pasien penderita kanker bisa diselamatkan dengan terapi modifikasi sel punca dari virus. Semoga penelitian kanker di Indonesia bisa ikut mengembangkan dan menerapkan terapi ini. Dengan demikian, penderita kanker bisa terbebas dari efek buruk kemoterapi dan bisa seterusnya menjalani hidup dengan sehat.

1 comment:

  1. Hi Rani, I'm waiting for your next posting.. keep writing :)

    ReplyDelete