Sebenarnya aku agak malu menceritakan kisah ini. Tapi teman kantorku menyarankan supaya cerita ini segera ditulis dan dishare ke yang lain karena dia sendiri pun ngakak guling-guling setelah mendengar cerita ini.
Jadi ceritanya... hari minggu yang lalu (16 oct 2011) aku iseng-iseng pergi ke salon buat luluran. Setelah sabtu sebelumnya aku overtime, kayanya enak banget deh memanjakan diri dengan spa+pijit, aku terpikir salon rengganis yang paling deket rumah. Jam 10 aku kesana, langsung ditawarin berbagai macam paket, salah satunya aromatic spa plus mandi susu....waa kedengarannya enak tuh. Gak lama kemudian, pelayannya mengajakku naik ke lantai 3 (tempat khusus buat luluran). Satu jam pertama kulewati dengan mata merem-melek antara menikmati pijatan dan kagetan ketika pelayannya terlalu keras memijat atau mengulangi pijatan di daerah2 yang menurutku tidak perlu dipijat. Kesialan pertama datang ketika aku berusaha memperbaiki posisi tidurku. Karena ranjangnya dibuat miring, jadi badanku melorot terus ke bawah, lalu pas aku mencari pegangan di sisi ranjang tiba2 jariku tertusuk duri! mungkin benda itu berasal dari kisi2 ranjang yang kasar. Sialnya durinya tidak bisa langsung dicabut karena telah menembus sepenuhnya ke lapisan bawah kulit jariku. Aku bisa melihatnya tapi tidak bisa mengeluarkannya. Aku minta tolong pelayannya untuk mencarikan gunting kuku, tapi katanya benda itu hanya disimpan di lantai 1, jadi aku meringis menahan nyut-nyut di ujung jari menunggu proses luluran ini selesai.
Setelah dipijat dan dilulur, kupikir sudah waktunya untuk mandi susu, tapi ternyata ada section step-nya yaitu steaming (diuapin). Aku duduk di dalam sesuatu semacam box yang penuh uap dan tentunya sangat panasss....steaming yang harusnya berlangsung 10 menit jadi hanya 5 menit karena aku sudah gak kuat dengan panasnya. Seandainya aku berwujud makanan, mungkin aku sudah overcooked. Lalu setelah itu baru dilanjutkan ritual mandi susu. Aku sudah hilang interest karena rasanya kepalaku pusing. Tapi karena dalam paketnya sudah tertulis 2,5 jam maka mau-tidak-mau aku harus menghabiskan 20 menit sisa waktu dalam bathtub. Ketika kucelupkan kakiku, gyaaa airnya panas banget! mungkin suhunya sekitar 40-45 derajat celcius. Tidak ada termometer di tempat itu, jadi pelayannya menyiapkan air panas sekira-kiranya aja. Setelah ditambahkan air dingin, baru aku berani masuk ke dalam bathtub. Tapiiii entah kenapa kepalaku semakin pusing, tidak sampai 5 menit aku keluar dari bathtub lalu meraih cangkir minuman yang sudah disediakan. Kupikir minuman yang tersaji di meja itu semacam teh, tapi ternyata itu adalah jamu gak jelas yang gak karuan-karuan rasanya, manis-asam-asin-pahit jamu beserta ampasnya tercampur semua dalam cangkir, hoek.
Aku merasa mual seperti orang masuk angin dan muntah-muntah. Aku bilang pada pelayan aku ingin segera mandi dan pakai baju, lalu aku berusaha berjalan ke kamar mandi tapi tiba-tiba pandanganku gelap dan ternyata aku pingsan. Aku bisa mendengar orang2 sekitar pada ribut dan berusaha menggotongku. Aku langsung siuman ketika salah satu pelayan berteriak "aduh, berat banget!" Lalu aku dibaringkan di lantai ruang karyawan, kepalaku dialasi tumpukan baju dan badanku ditutupin sprei. Setelah itu aku ditinggal karena saat itu sudah waktunya makan siang. Pelayan yang menanganiku membawakan minyak kayu putih yang sebenarnya tidak berguna karena aku sudah siuman, hanya badanku saja masih lemas. Kemudian pelayan itu membawakan teh manis. Ketika kusuprut, huaaa teh-nya panas banget! Badanku makin lemes dibuatnya. Pelayan itu lalu pergi untuk mengganti teh tsb. Akhirnya aku tidur saja sampai 20 menit, ketika bangun aku minta pelayan untuk disiapkan kamar mandi, tapi ternyata kamar mandi penuh dan aku harus antre dengan tamu lainnya. Aku tidur lagi 10 menit sampai ada kamar mandi yang kosong. Aku bergegas mandi & ganti baju, get me out of this hell! Lalu tiba-tiba datang pelayan yang membawakan 1 botol kecil minyak, dia bilang itu lotion yang sebaiknya dipakai setelah mandi. Tanpa pikir panjang kuoleskan saja di tangan dan leherku.
Akhirnya setelah membayar kasir dan bebas dari siksaan, aku melenggang keluar mencari tempat makan siang. Ada pizza hut di dekat situ dan kulihat ada menu baru (orzo pasta). Karena penasaran, aku coba pesan yang katanya salah satu pasta terkecil di dunia. Ketika pelayannya datang, ternyata orzo pasta disajikan dalam hotplate berbentuk pan, yang sudah pasti masih panas. Kusebul-sebul suapan pertama dan kumakan, aaarrgghh....ternyata masih panas aja! Oke, hari ini lidahku keslomot 2x. Tiba2 datang 1 pelayan menanyakan apakah pesananku sudah lengkap dan apakah menurutku menu baru itu enak? (body language pelayan itu sangat atraktif dengan mengacungkan jempol) Kujawab saja "enak!" padahal sebenarnya lidahku sudah mati rasa hiks
Selanjutnya....aku berjalan ke mall mencari sesuatu karena hari itu ultah kakak iparku dan dia baru saja melahirkan anak keduanya. Ketika masuk dalam gedung dan melihat-lihat baju, aku heran kenapa semua orang yang kulewati menoleh padaku. Kurasa tidak ada yang salah dengan penampilanku, kulihat di kaca tidak ada hal-hal aneh seperti cabe nyelip di gigi atau nasi nempel di dagu. Aku semakin heran ketika para SPG terlihat bertanya-tanya "bau aneh apa sih ini?" Akupun juga merasa ada bau yang aneh tapi berpikir mungkin sumbernya dari sesuatu yang lain. Setelah itu, aku langsung ciao ke hermina, tempat kakak iparku dirawat inap. Ketika aku melangkah masuk kamar, kakakku tiba-tiba nyeletuk: "wah pengantin baru, baunya dah kecium dari jarak 3 meter" APAAA?? jadi ternyata yg menyebabkan orang berpaling aneh itu karena mencium bau lotion yang kuoleskan sebelum keluar dari salon!! bau lotion yang menyengat tidak mau hilang dari badanku walaupun berkali-kali kuhapus. Pulang ke rumah, aku langsung bertanya pada mama "wangi lotion ini menyengat bgt kaya bau hio (dupa) di kelenteng ya ma?" Mama menajamkan indera penciumannya dan merespon "bukan, ini seperti wangi baygon electric!" oke 3 jam setelah keluar dari salon, aku telah menakuti orang-orang dengan wangi horror pengusir nyamuk.
Aku berusaha menghilangkan wangi lotion sial itu dengan mandi sebersih-bersihnya. Selesai mandi, aku mengeringkan rambut sambil duduk di sofa depan TV dan satu tangan memegang sisir. Rutinitas menyisir kulakukan seperti biasa, mulai dari pangkal rambut hingga ujungnya. Ketika aku menyisir bagian poni, aku iseng menggulung-gulung sisir, hingga tiba-tiba kusadar sisirku telah nyangkut di pangkal rambut poniku dan bertengger tepat di atas jidat. Ini sangat memalukan, pikirku. Aku berusaha melepas sisir dengan memutar balik sisir ke arah ujung rambut. Tapi ternyata gigi-gigi sisir yang panjang menyulitkan rambutku untuk lepas dari jeratan sisir, semakin kutarik keluar, batang rambutku semakin terkait dengan batang rambut lainnya. Kuhela napas, menenangkan diri untuk tidak panik. Pelan-pelan aku berusaha menarik sisir, yang ternyata rambutku malah semakin kusut. Aku tidak tahan dan segera meminta pertolongan mama. Mama yang melihatku heran dengan sisir di atas jidat berusaha keras menolongku. Namun usahanya tidak berhasil karena rambutku telah menjadi sangat kusut. Kemudian aku minta tolong papa, yang menyarankan supaya aku mengoleskan shampo sehingga rambutku bisa licin dan sisirnya terlepas. Oke aku mandi lagi untuk kali ke-3 demi sisir sialan ini. Setelah kutuangkan shampo, sayangnya rambut ini bukannya jadi licin tapi malah makin melekat dengan rambut lainnya. Aku keluar kamar mandi dengan wajah putus asa. Tapi tiba-tiba muncul ide brilian! (sepertinya sih brilian). Aku bilang papa bahwa aku pengen gigi-gigi sisir ini dicabut hingga rambutku bisa selamat. Aku tidak mau kalau poniku harus dipotong. Dalam sekejap, papa sudah siap dengan tang-nya. Sisir pink yang malang akan segera ompong giginya. Ctak ctak ctak! suara tang mencabuti gigi sisir dan tanpa ampun papa mencabuti semua gigi sisir dan bahkan gagangnya pun ikut dipatahkan. Benar-benar operasi rambut yang melelahkan. Setelah giginya habis dan menyisakan batang sisir yang pendek, sekarang tinggal giliranku melepasnya dari rambut. Perlahan kucoba menarik keluar rambutku, semakin lama dan semakin aku berusaha, ternyata rambutku sudah fatal melekat dengan sisir, tidak mau bergerak sedikitpun walau sudah kutarik sekuat tenaga. Pasrah...aku kembali pada papa dan minta untuk dipotong saja bagian rambut yang nyangkut ini. Akhirnya setelah digunting, kubuang rambut dan sisir yang memang sudah tidak bisa diapa-apakan lagi. Dua jam aku mengurus kesialan ini. Benar-benar hari minggu yang sial sial sial.....seperti kata temanku, kesialan itu tidak datang sendiri, tapi berderet datangnya kayak efek domino, hiks...
No comments:
Post a Comment