December 22, 2014

Trail to Kawah Ratu

Perjalanan ke Kawah Ratu merupakan trip terakhirku di tahun 2014. Berangkat pukul 07.30 dari titik kumpul Tugu Kujang, aku beserta 30 teman IndoRunners Bogor menyewa angkot hingga ke Pasir Reungit, tempat acara kami "Fun Trail" akan berlangsung. Perjalanan dengan angkot terasa sangaaattt panjang, dua jam lamanya kami baru sampai di lokasi. Menjelang pintu masuk jalur pendakian, kami berkumpul membentuk lingkaran, berhitung sekaligus mengenalkan diri, melakukan pemanasan, briefing singkat tentang rute, berdoa, dan berfoto. Tiket masuk kawasan Kawah Ratu Rp 10.000,-/orang. Pada kilometer pertama, kaki kami langsung disambut dengan batu-batu berbagai ukuran yang tajam dan licin. Rutenya sempit dan terpencil, agak sulit menelusuri jalur pendakian di antara batu-batu besar dan semak belukar, yang kadang diselingi dengan jalur air, dirintangi akar-akar dan pohon tumbang, dan dihambat lumpur kental yang siap melahap sepatu kita. Awal niat ingin berlari tapi begitu merasakan sendiri sulitnya medan perjalanan, aku menyusuri track dengan kecepatan penyu. Walaupun begitu, sensasi berlari di hutan terasa sangat nikmat, bisa melihat pemandangan hijau rimbun dan mendengar gemericik arus air.

Track yang berbatu dan berlumpur
Dua jam menelusuri hutan, kami tiba di Kawah Mati, semacam area luas yang dihuni batu-batu besar, pohon mati, dan lumpur bekas sapuan lava gunung Salak. Mungkin dahulunya area ini merupakan kawah aktif namun sekarang sudah mati dan tertutup.

Kawah Mati
Perjalanan selanjutnya menuju kawah yang sesungguhnya. Track semakin berat dengan banyaknya rintangan batu, akar, dan lumpur yang licin. Bau belerang semakin tercium ketika kami semakin dekat menuju kawah. Belum sampai ke puncak kawah, tiba-tiba hujan turun. Baru sebentar memakai jas hujan, matahari kembali terik, hmmm... Sayang kabut asap masih begitu tebal, aku tidak bisa melihat seperti apa wujud dasar kawah.

Full team
Setelah puas berfoto-foto, kami melanjutkan perjalanan ke sungai/kolam/sendang (?) yang sepertinya perpaduan antara mata air dari gunung dan dari kawah. Warna airnya putih susu, agak berbau sulfur, arusnya deras, terasa panas sekaligus dingin. Aku mencari spot-spot duduk yang airnya hangat. Tergoda juga pingin nyemplung seperti teman-teman lain yang sudah dalam posisi berendam seperti kuda nil, tapi aku menahan diri hanya mencelupkan setengah badan. Aku nggak bawa baju ganti, khawatir masuk angin nanti malah repot huhu...

Mandi-mandi
Setelah puas bermandi-mandi, kami pun pulang melalu jalur yang sama seperti berangkat. Karena sudah mengenal kondisi track, kami berlari lebih kencang. Nasi liwet menjadi motivasiku berlari lebih ngacir. Kami sudah memesan nasi liwet di warung tenda sebelum pintu masuk, satu-satunya warung terdekat yang ada di kawasan itu. Dalam waktu satu jam saja aku tiba kembali di pintu gerbang, langsung pesan teh manis hangat di warung dan menguyah mendoan sebelum menu utama. Setelah makan, hujan kembali turun. Kami menunggu sejenak di warung sambil menunggu angkot pulang. Karena hujan tak kunjung reda, kami pun berlari hujan-hujanan ke tempat parkir angkot, lalu pulang kembali ke Bogor. One day trail yang menyenangkan. Semoga di tahun 2015 bakal lebih seru lagi! J

No comments:

Post a Comment