January 18, 2015

Berkendara di Jerman

Kali ini aku ingin berbagi catatan singkat tentang pengalaman hidup di Jerman, terutama tentang bagaimana kebiasaan dan aturan berkendara dengan mobil yang berlaku di negara ini. Terdapat sepuluh hal menarik yang kuperhatikan sangat berbeda dengan kebiasaan berkendara di Indonesia.

1) Hand-drive. Di Indonesia, kursi supir berada di sebelah kanan dan mendahului dari sebelah kanan, sementara di Jerman adalah sebaliknya.

2) No black window. Hampir tidak ada mobil yang kacanya gelap, bahkan mobil sport mahal sekalipun kacanya bening hingga terlihat jelas siapa yang sedang berkendara. Lain cerita di Indonesia yang kaca mobilnya begitu gelap hingga sulit dikenali.

3) License plate. Di Jerman setiap kendaraan memiliki nomor polisi yang terdiri dari: singkatan nama kota - singkatan nama pemilik - 4 digit nomor registrasi.

4) Sticker. Jarang sekali pemilik mobil yang memasang sticker di mobil, kecuali sticker parkir. Tidak seperti Indonesia yang sedang trend menempel sticker anggota keluarga di kaca mobil.

5) Electric pump. Di beberapa kota besar sudah tersedia titik-titik pengisian mobil listrik di pinggir jalan. Hal ini sangat menarik karena di Indonesia belum pernah ada.

6) Fuel price. Harga bensin di Jerman relatif mahal, sekitar Rp 18.000- 25.000/liter. Aku belum tahu persis apakah harga tersebut sudah termasuk pajak bahan bakar atau belum. Di Jerman, jenis Premium merupakan yang paling mahal, diikuti oleh jenis Super, dan Diesel yang termurah. 

7) Fine tickets. Kamera dimana-mana, misalnya jika ketahuan melanggar speed limit, kamera di beberapa titik jalan akan secara otomatis memotret wajah pengendara dan mencatat nomor mobil. Tiket denda akan dikirim ke alamat rumah/kantor dan pembayarannya otomatis langsung didebet dari rekening bank pemilik mobil. Besaran dendanya cukup mahal, bahkan bagi orang Jerman sekalipun.

8) Highway (Autobahn). Berbeda dengan jalan toll di Indonesia dimana tiap mobil harus membayar uang toll, di Jerman tidak ada gerbang toll sehingga benar-benar bebas keluar-masuk toll tanpa perlu repot membuka dompet. Selain itu di jalanan ini, selama tidak ada rambu speed limit, pengendara bebas melaju sekencang-kencangnya.

9) Parking permission. Tidak boleh parkir di sembarang tempat, ada aturan jam-jam tertentu kapan boleh parkir, dan jam-jam kapan harus bayar parkir dan kapan gratis. Setiap lokasi memiliki aturan masing-masing, tergantung apakah lokasinya berada di pusat kota, di perumahan, di kawasan wisata, dan lain sebagainya.

10) Road constructions. Di Jerman perbaikan jalan berlangsung pada malam hari. Walaupun begitu penanda jalan selalu dipasang pada siang harinya. Jika menemukan tanda perbaikan jalan seperti ini maka harus pengendara harus melambatkan laju dan tetap berhati-hati.

Achtung!

Banyak sekali rambu dan aturan lalu lintas yang mesti dipatuhi jika tidak ingin berurusan dengan polisi. Tidak boleh lalai, bahkan sebagai penumpang yang duduk di kursi belakang pun harus memperhatikan aturan, misalnya harus selalu ingat untuk memakai sabuk pengaman.

Demikian sekelumit catatan tentang berkendara di Jerman, semoga berguna. Ciao!

2 comments:

  1. Salam kenal Mbak Rani

    Aku bakal ke Jerman April tahun depan. Lagi research soal sewa mobil atau naik kereta. Sebenernya aku prefer bawa mobil sendiri, soalnya aku bawa bayik 1 tahun, dan juga pengen muter ke desa2 kecil Jerman yang kayaknya ribet kalo naik kereta. Tapi makin research, makin ragu juga.
    Apakah memang sesusah itu nyetir di Jerman kah Mbak? Terutama di kota besar seperti Munich, Berlin, Nuremberg? Atau hanya keparnoan beberapa orang aja? Kalo dikota besar, sebaiknya parkir di parkhaus atau di park and ride?

    Makasih sebelumnya Mbak Rani :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo Mbak Dewi, tidak perlu parno menyetir mobil di Jerman. Begitu terbiasa nanti juga pasti enjoy dengan lalu lintas disana (yang tentu jauh lebih baik daripada Jakarta). Pilihan Parkhaus ataupun park & ride tergantung bagaimana kebutuhan Mbak Dewi nanti, coba saja dulu dua-duanya lalu bandingkan sendiri mana yang sekiranya paling efisien. Viel Erfolg.

      Delete