August 20, 2014

Weekend Getaway: Ranca Upas

Di bulan Agustus kalenderku penuh sama jadwal lari. Weekend yang lalu aku ikut ASEAN Fun Run dengan berbagai keseruannya. Lalu weekend kemarin aku ikut Eiger Trail Running Race di Ranca Upas Bandung. Awalnya ikut acara ini juga modal nekat, gara-gara virus lari yang terasa semakin mengganas. Tapi bener nggak nyesel jauh-jauh dari Bogor ke Bandung karena ternyata acaranya seru banget! Begitu sampai di lokasi, semuanya sudah siap, ada panggung besar, tenda-tenda kemah, mobile toilet, track dan garis start/finish, nggak nyangka acaranya bakal sebesar itu. Acaranya berlangsung 2 hari, hari pertama diisi dengan lomba, lalu hari kedua ada upacara bendera dan seremoni launching logo baru Eiger yang bersamaan dengan HUT Eiger ke-25.

Day 1

Flag-off lari dimulai jam 8.15. Ini kali pertama aku ikut lomba trail run, rasanya deg-degan juga. Sebelumnya udah pernah 2x nge-trail bareng temen-temen IndoRunners Bogor tapi itu hanya sekedar fun run, bukan lomba yang ada cut-off time-nya. Udaranya dingin banget! Buset deh ujung-ujung kuku sampe mati rasa. Selain itu udara yang dingin emang paling cepet bikin perut lapar. Walaupun dapet nasi kotak buat sarapan tapi nggak sempet kumakan, khawatir nanti perutnya koclak-koclak. Jadinya aku makan roti, oatmeal bar, coklat sama pisang. Menit-menit menjelang lari pun aku masih sibuk ngunyah hehe...sepertinya pemanasanku waktu itu lebih banyak di otot mulut daripada otot kaki.

Daaannnn lari pun dimulai, track-nya udah langsung blusukan aja di hutan. Tanah hutannya gembur, begitu dipijak empuk dingin-dingin gitu tapi nggak basah. Rute menanjak, banyak hambatan akar pohon dan semak-semak berduri. Karena jalannya cuman satu lajur jadinya macet luar biasa. Belum ada dua kilometer tapi banyak pelari yang udah ngos-ngosan, termasuk aku. Tapi begitu liat ada fotografer, langsung seger lagi. Awalnya aku heran kenapa fotografernya banyak sekali, bertebaran dimana-mana, bahkan ada yang gegoleran di tanah segala. Aku sampai kaget waktu lari pas belokan lho kok ada fotografer di balik semak-semak. Selesai lari baru aku sadar ternyata nggak cuman trail run yang dilombakan, tapi ada lomba MTB, climbing, orienteering, dan juga fotografi! Pantes aja banyak fotografer tersebar dimana-mana.

Setelah sukses bablas keluar hutan, langsung disambut pemandangan yang menakjubkan, yaitu bentangan kebun teh dengan langit biru yang jernih. Hanya saja track-nya penuh batu-batu kerikil besar. Yang kayak gini nih yang bikin kaki pedes! Track-nya mengular terus, naik dan turun, dan setiap belokan menyajikan pemandangan yang berbeda. Mataku udah siwer aja kepengen liat pemandangan di kiri-kanan jalan, tapi karena sempat beberapa kali tersandung batu dan hampir terjerembab, jadi mata harus selalu fokus ke jalan. Gak terasa kilometer 5 terlewati, rute semakin menanjak, tapi badanku terasa semakin nyaman berlari. Di jalan turunan kakiku tetap berlari, begitu tanjakan langsung switched jadi power walk. Tapi kadang di rute datar aku terpaksa jalan kaki juga, karena udara yang semakin tipis di ketinggian hingga rasanya sulit mengatur nafas. Nafas kembali lega begitu melihat breathtaking view kayak gini:


Di kilometer 8, mulai deh blusukan di kebun teh. Walaupun pemandangannya luar biasa tapi kaki perih tergores-gores ranting pohon teh yang baru dipotong. Sampai di satu bagian jalan yang masya Allah nanjak bangetttt... Track-nya sempit dan curam (kemiringan 85 derajat), nggak mungkin bisa lari di jalan tikus seperti ini, jadinya aku ngesot. Tangan harus selalu mencari batang pohon teh buat jadi pegangan, dan nggak boleh malas ngangkat pantat karena pelari lain udah banyak yang ngantri di belakang. Begitu selesai mendaki, masih harus berlari lagi di jalan yang penuh batang dan ranting kering. Di sinilah momen terjadinya insiden celana sobek. Tanpa kusadari celanaku terkena sesuatu yang sangat tajam hingga robek di bagian paha (RIP celana!). Untung sobeknya kecil jadi aku nggak ambil pusing dan terus berlari.
Ada banyak water station tersedia di sepanjang track. Tapi karena aku sudah membawa Hydrapak, yang ternyata berjasa sekali buat long run, aku tidak banyak berhenti di water station. Sesekalinya berhenti waktu hampir tersesat pilih jalan. Ada banyak pelari lain yang sama-sama kebingungan karena petunjuk jalan yang tersedia kurang jelas. Untung ada bapak-bapak petani menjelaskan rute yang benar, yang ternyata memang harus berbelok-belok, mesti ngelewatin (lagi) tanjakan ngesot yang persis seperti sebelumnya tapi kali ini lebih panjang dan curam. Kemudian melewati kebun sayur, aku heran kenapa harus lewat sini, kan sayang kalau wortel dan kubis-kubis tanaman petani itu jadi rusak terinjak-injak pelari. Rute terakhir kembali masuk hutan dan begitu finish langsung dikalungi medali yang ternyata berat beneerrr..ada kali setengah kilo beratnya dan sepertinya dicetak manual. Seneng banget rasanya bisa finish strong.


Tapi begitu cek Endomondo ternyata jarak yang ditempuh hanya 11.81 km, seharusnya kan 17.5 km, jadinya kepotong +/- 5.5 km. Cari-cari info katanya panitia terpaksa memotong jarak karena waktunya nggak cukup, mepet dengan start race kategori kids dash. Karena merasa belum puas nge-trail akhirnya aku dan temen-temen ngikut lari lagi di belakang anak-anak pas lomba kids dash. Jarak semula untuk kategori ini 2.5 km tapi ternyata dipotong juga menjadi 1 km. Lucu banget liat anak-anak kecil usia SD nge-trail, mereka larinya kenceng juga lho! Padahal kan ada banyak hambatan di track, tapi mereka tetap ceria dan semangat.

Beres lari dan makan siang, selanjutnya acara bebas sampai malam. Kita bingung mau ngapain akhirnya beristirahat di tenda. Tenda kemahnya besar-besar, kayak punya militer gitu. Ada banyak velbed berjejer, kita bebas mau pilih ranjang yang mana selama belum ada orang yang nge-tag. Tiap tenda isinya campur cewek-cowok. Walaupun siang hari tapi udaranya dingin! Aku buka sleeping bag anyar yang kemaren susah-payah kucari seseantero Bogor, yang ternyata enak banget, angeeettttt...berasa kayak jadi kepompong. Sayang kenikmatan ini nggak berlangsung lama karena kepala suku (Pak Aam) ngajakin jalan-jalan ke Kawah Putih. Dengan berat hati kulipat kembali sleeping bag-ku, semoga suatu hari nanti bisa travelling lagi ke gunung jadi bisa tidur di sleeping bag.

Masih di hari yang sama, kita berangkat ke Kawah Putih. Ini kali ke-3 aku kesini jadi rasanya nggak ada yang istimewa, hehe... Di kawasan ini entah kenapa naluri setiap orang tergerak untuk menjadi fotografer dan foto model. Dengan kamera ala kadarnya (kamera hengpon), kita yang awalnya berfoto kalem lama-kelamaan jadi norak, wkwkwkwk... Apalagi ada Mbak Icha yang dengan ide-ide cemerlangnya membantu mengarahkan gaya jadi bisa foto-foto nekat kayak gini:


Day 2

Demi bisa berpartisipasi di #MerdekaRUN, kita bela-belain bangun pagi supaya bisa lari di Ranca Upas. Pilihan targetnya 8K, 17K, 45K, atau 69K, dan tentu saja kita milih yang terkecil, hehehe... Track-nya bikin sendiri tapi karena naik-naik lagi ke kebun teh jadi judulnya sama aja nge-trail. Kali ini Mbak Lis ikut kita lari karena kemaren bertugas jadi panitia, sementara Mbak Ulan gak ikut karena kakinya sakit. Cuacanya bersahabat dan pemandangannya gak kalah cantik dari yang kemaren. Bedanya hanya terasa lebih sepiiiii... Berlari pun lebih santai karena gak dikejar waktu. Saking enjoy-nya berlari, kita malah jadi tersesat kesana-kemari, bahkan sampai nembus ke kampung yang kebetulan lagi ada pawai 17-Agustusan, kita pun lupa berlari dan sibuk berfoto-foto.



Balik ke basecamp Ranca Upas, ngecek Endomondo, target yang mulanya hanya 8 km ternyata kelebihan malah jadi 12 km, walaupun gak sesuai tanggal cantik kemerdekaan, yaudah lah ya hehe... Kemudian jam 10 pagi dimulailah upacara bendera yang diikuti dengan acara launching logo baru Eiger. Pas makan siang, kita duduk-duduk di depan panggung, sambil makan sambil nonton band yang asik mainnya groovy banget. Siap-siap pulang eh dikasi kaos finishers sama panitia, yeay! Puas banget ikut acara trail run kali ini, capek tapi menyenangkan, udah mana bayarnya cuman 100 ribu tapi dapetnya macem-macem. Alhamdulillah pulangnya sampai di Bogor jam 8 malam dengan selamat dan udah berasa kangen nge-trail lagi aja hihi...

No comments:

Post a Comment